Sunday, December 17, 2006

Jepang dan Eropa Perketat Syarat Mutu Produk Perikanan Kalbar

Oleh : Safitri Rayuni
Bisnis Indonesia
PONTIANAK- Jepang dan sejumlah negara-negara di Eropa, sebagai negara tujuan ekspor terbesar hasil perikanan Kalbar, baru-baru ini memperketat persyaratan mutu produk perikanan Kalbar. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Budi Hariyanto dalam Pelatihan Program Management Mutu Terpadu (PMMT) Hasil Perikanan, selama lima hari di Hotel Merpati Pontianak, jumat (24/11).

“Mereka melakukan pengujian antibiotik di setiap border kontrol mereka, oleh karena itu kerjasama antara petugas pengendali, pembina mutu dan pelaku usaha dengan Lembaga Pengendali dan Pembina Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) harus dibangun secara efektif,” imbaunya.
Kerjasama ini menurutnya penting, agar produk perikanan Kalbar baik untuk pasar luar maupun dalam negeri benar-benar bebas dari zat antibiotik, cemaran bakteri pathogen dan residu bahan kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Ia berharap petugas yang menangani pengendalian dan pembinaan mutu hasil perikanan bersama LPPMHP, benar-benar menjadi katup pengaman bagi produk perikanan, baik sebagai konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditi perikanan Kalbar menurut Budi telah memberi kontribusi Pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi negara melalui kegiatan pemasaran dalam dan luar negeri. “Pengolahan dan pemasaran, termasuk pembinaan dan pengendalian mutu hasil perikanan adalah mata rantai kegiatan yang urgen dalam membangun sektor perikanan,” lanjutnya.
Ketua Panitia pelatihan PPMT yang juga Kabid Pengembangan Kelembagaan dan Pemasaran Hasil Ikan, Bambang Sugito mengatakan tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan pemahaman dan menyamakan persepsi para pengawas mutu pusat dan daerah, di bidang pengawasan mutu hasil perikanan.
“Disamping itu, kita bertugas menyampaikan informasi tentang isu-isu yang berkembang, terkait dengan bidang pengendalian dan pengawasan mutu hasil perikanan,” katanya. Kegiatan yang terselenggara selama 5 hari ini diikuti 40 peserta terdiri dari, Tenaga Teknis Perikanan, Pengawas Mutu dari Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi, kabupaten dan kota, serta dari Quality Control (QC) perusahaan Cold Storage di Kalbar. (K6/bisnis)

Read More..

Sunday, December 3, 2006

JACA Hibahkan Dua Alat Pertanian

Oleh : Safitri Rayuni
Bisnis Indonesia
PONTIANAK-Melihat keseriusan dan komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat di bidang pertanian, Japan Agriculture Corporation Association (JACA) memberikan bantuan dua unit peralatan penanaman padi dan panen padi kepada Kalbar.
Gubernur Kalbar, Usman Ja’far mengatakan dua unit alat yang diberikan oleh JACA adalah upaya bantuan yang diusahakan para pelajar yang magang di Jepang atas komitmen Kalbar membangun pertanian.

“Tahun depan diharapkan sudah ada pelajar Kalbar yang sudah selesai magang. Setibanya di Kalbar mereka dapat membantu petani di lapangan dalam menggunkan peralatan yang diberikan JACA ini,” ungkapnya kepada ditemui usai menerima bantuan dari Jepang di Pondopo Gubernur, Kamis (22/11).
Usman menjelaskan bantuan yang diberikan oleh jepang ini dalam rangka memulai teknologi moderen di bidang pertanian, sekaligus sebagai proyek percontohan untuk Kabupaten Pontianak. “Dua alat ini nantinya akan diterapkan di Kabupaten Pontianak, tepatnya di Sungai Kunyit,” ujar Usman Ja'far.
Dua buah mesin ini dapat dipindah-pindahkan, sehingga nantinya bisa dipakai bergantian di daerah-daerah lain. “Untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik, pemerintah berusaha akan melakukan perbaikan lahan, pengairan, pembibitan dan juga akan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang pertanian,” timpalnya.
Usman Ja'far berharap kerjasama Kalbar dengan Jepang tidak hanya sebatas dibidang pendidikan pertanian saja, melainkan dapat bekerjasama di bidang pengolahan hasil pertanian hingga pemasaran. “Pemasaran nantinya juga bisa diarahkan ke Jepang,” kata Usman.
Yang menjadi masalah selama ini tambah menurutnya adalah masalah angkutan. “Persoalan angkutan perlu dipikirkan dalam memasarkan hasil pertanian Kalbar ke luar negeri. Karena jika menggunakan kapal, jarak yang ditempuh cukup jauh sedangkan jika menggunakan pesawat, penerbangan di Kalbar tidak memiliki cargo,” tandasnya. (K6/bisnis)

Read More..