Saturday, July 5, 2008

Pembenaran sebuah kesalahan tidak membuat kesalahan tersebut menjadi benar

(dari blog ustadz saya) Seorang pria yang sedang bermasalah bersumpah kalau masalahnya terselesaikan. Dia akan menjual rumahnya dan menyumbangkan hasil penjualan itu kepada kamu duafa. Ketika masalahnya benar-benar selesai, dia sadar kalau dia harus menunaikan nazarnya itu.

Namun sekarang ia enggan untuk melepas begitu banyak uang, jadi dia mencari jalan keluar. Dia lantas menjual rumahnya hanya seharga 1 keping uang perak. Namun dia memasukkan seekor kucing dalam penjualan rumahnya itu.

Kucingnya dihargai 10.000 keping uang perak. Seseorang membayar harga yang diminta. Sang pria memberikan 1 keping uang perak kepada kaum duafa dan mengantongi 10.000 keping uang perak. (Idries Shah dalam The Tales of the Dervishes).

Dalam cerita sufi di atas, sang pria berusaha mencari pembenaran atas sebuah kesalahan, sementara kenyataannya, dia ingkar janji. Sebagai analisis akhir, ada integritas yang hilang, dan ketika dia berkaca, sang pria akan melihat gambaran dirinya yang tidak lagi sempurna.

Ketika hukum spiritual dilanggar, tindakan pelanggaran itu sendiri menjadi sebuah hukuman dan menggerakkan berbagai kekuatan tak terlihat yang tidak bisa kita hindari seperti halnya kita tidak bisa menghindari hukum gravitasi.

Dalam setting korporasi, ketika pelanggaran kreatif seperti itu terjadi, perusahaan kehilangan kredibilitasnya, dan ini akan memberikan dampak yang sangat buruk. Target sales yang meleset bisa ditangani, tetapi pelanggaran etika dan prinsip tidak.

Untuk alasan inilah, kita perlu mendepak Karyawan yang melanggar integritas korporasi. Tom Peters, konsultan manajemen yang terkenal, berkata: “Tidak ada sesuatu yang disebut sebagai kesalahan integritas yang kecil.” Ini hal yang tidak bisa dikompromikan oleh korporasi.

Pemimpin bisa mendorong dan mempromosikan pelatihan untuk menambah kepercayaan diri, komunikasi, dan hubungan baik, serta menekan pada pentingnya integritas.Seorang pemimpin perlu mengirimkan pesan yang jelas dan lantang bahwa korporasi tidak memberikan toleransi apa pun terhadap para Karyawan yang melanggar integritas korporasi..
Sebuah renungan untuk kasus kawannya kawan saya itu...

No comments: