Friday, February 29, 2008

Pertanian, Sektor Paling Dominan Menyerap Tenaker

*Data Badan Pusat Statistik Kalbar

Selama periode Agustus 2006-Agustus 2007, jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan di semua sektor, kecuali sektor industri. Sektor pertanian disebutkan masih menjadi sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja.
Demikian data yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar. Pada Agustus 2007, BPS mencatat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 1,253 juta orang. Angka ini meningkat sebesar 970 orang dari Agustus 2006, yang hanya sebesar 1,252 juta orang. Penyebabnya, karena sektor ini sangat bergantung pada musim.

Hal ini juga berdampak terhadap penurunan jumlah perempuan yang bekerja di sektor pertanian. Dibanding Agustus 2006, penurunan terjadi sebesar 7.500 orang, dan 16.300 orang, jika dibandingkan dengan jumlah perempuan pekerja sektor pertanian pada Februari 2007.
Pada sektor lain, juga terjadi penambahan penduduk yang bekerja. Di sektor perdagangan bertambah 5.800 orang. Penambahan sektor ini disebabkan peningkatan kaum perempuan yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 21.200 orang, sementara penduduk laki-laki bekerja di sektor ini turun sebesar 15.400 orang dibandingkan kondisi Agustus 2006.
Selama setahun terakhir, dari Agustus 2006 – Agustus 2007, sektor jasa kemasyarakatan, merupakan sektor yang paling besar penambahan tenaga kerjanya dibandingkan sektor lain yaitu bertambah sebanyak 22,3 ribu orang.
Data lain, seperti diberitakan Borneo Tribune (edisi 29/2) sebelumnya, berdasarkan masa tunggu alumni Universitas Tanjungpura untuk mendapatkan kerja, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) memiliki tenggat waktu tercepat.
Para alumni FKIP hanya memerlukan waktu sekitar 19 bulan agar bisa memperoleh pekerjaan. Informasi ini disampaikan Rektor Untan, Dr Chairil Effendi, dalam sambutannya pada Wisuda Program Sarjana dan Pasca Sarjana semester ganjil tahun 2007-2008 di Auditorium Untan, Kamis (28/2).
Di peringkat kedua, Fakultas Pertanian, memiliki tenggat waktu selama 20 bulan. Bagi alumni masing-masing fakultas, yang rata-rata memiliki tenggat waktu 2- 2,5 tahun, umumnya terjadi pada alumni Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).
Sedangkan alumni Fakultas Teknik dan Fakultas Kehutanan rata-rata memiliki waktu 2,3 -2,5 tahun untuk diserap lapangan kerja. “Alumni Untan yang paling lama menunggu adalah dari Fakultas Hukum. Rata-rata lama mereka menunggu mencapai waktu 3 tahun,” terang Chairil.
Berdasarkan disiplin ilmunya, sebanyak 62,3 persen alumni Untan bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Sisanya, sebanyak 37,7 persen tidak sesuai disiplin ilmu yang dimiliki.
Berdasarkan institusinya, sebanyak 64,41 persen alumni Untan bekerja pada institusi swasta. Sedangkan 8,47 persen bekerja pada BUMN atau BUMD, dengan persentase yang sama dengan alumni yang berwiraswasta.
Peringkat dua terbanyak, yaitu sebanyak 18,64 persen bekerja sebagai PNS.
Data terakhir mengenai lulusan Untan yang sudah berkerja berdasarkan tahun kelulusan, di tahun 2002, yang sudah bekerja sebanyak 84 persen sedangkan yang belum 16 persen.
Tahun 2003 yang sudah bekerja sebanyak 90 persen, sedangkan sisa yang belum bekerja sebanyak 10 persen. Tahun 2004, yang sudah bekerja sebanyak 71 persen dan yang belum bekerja 29 persen. Tahun 2005 yang sudah bekerja sebanyak 67 persen dan yang belum sebanyak 33 persen.
Tahun 2006 yang sudah bekerja sebanyak 86 persen dan yang belum sebanyak 14 persen. Dari data tersebut, rata-rata alumni Untan yang sudah bekerja berdasarkan tahun kelulusannya adalah sebesar 80 persen, sedangkan yang belum adalah 20 persen.
Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), semakin tinggi tingkat pendidikan di Kalbar, semakin hilang jiwa kewirausahaannya. “Hal ini harus menjadi perhatian bersama, baik Perguruan Tinggi maupun masyarakat itu sendiri,” ungkap Chairil.

No comments: