Embun pekat membatasi jarak pandang di Bandar Udara Supadio Pontianak sejak tiga hari terakhir sehingga otoritas penerbangan setempat menunda jadwal penerbangan pagi sampai cuaca membaik.
"Keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama. Kalau jarak pandang tidak memungkinkan, bandara tidak dibuka untuk penerbangan," kata Manajer Operasional PT Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Budi Hariyanto di Pontianak, Senin.
Pada Senin (3/3) misalnya, jarak pandang pagi hari pukul 06.00 WIB hanya 500 meter. Jarak minimal seharusnya 800 meter. Pada pukul 07.18 WIB, jarak pandang berangsur membaik di atas 800 meter sehingga bandara dinyatakan terbuka untuk penerbangan.
"Aktivitas dari dan ke Supadio mulai normal setelah jarak pandang dinyatakan aman," kata Budi Hariyanto.
Ia menambahkan, kondisi itu sudah terjadi dalam tiga hari terakhir. Menurut Budi, embun hilang secara perlahan tergantung situasi angin dan sinar matahari. Embun adalah uap air yang mengalami proses pengembunan atau proses berubahnya gas menjadi cairan. Kota Pontianak dan sekitarnya dalam tiga hari diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga kuat.
Maskapai yang mengalami penundaan yakni Batavia Air, Adam Air, Sriwijaya Air dan Lion Air rute Jakarta - Pontianak. Sedangkan dari Pontianak hanya satu penerbangan tujuan Jakarta oleh Batavia Air.
Maskapai tersebut umumnya menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 200 - 400 dengan kapasitas angkut maksimal untuk 160 orang. Panjang landasan pacu Supadio-Pontianak 2.250 meter. Selain digunakan bagi penerbangan komersial, juga dimanfaatkan sebagai Pangkalan Udara, yang digunakan sebagai homebase pesawat tempur Hawk 100/200 buatan Inggris.
Supadio menjadi bandara terbesar di Kalbar. Selain Supadio, tiga bandara lain di Kalbar, yakni Bandara Susilo (Kabupaten Sintang), Bandara Pangsuma (Kabupaten Kapuas Hulu), dan Bandara Rahadi Usman (Kabupaten Ketapang). Namun, panjangnya tidak memadai untuk didarati pesawat jenis Boeing 737. Pesawat jenis Boeing 737 minimal butuh landasan pacu dengan panjang 1.850 meter.
Monday, March 3, 2008
Embun Pekat Ganggu Penerbangan di Supadio Pontianak
Diposting oleh Safitri Rayuni di 7:05 AM
Label: ekonomi, lingkungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment