Monday, March 3, 2008

Februari, Laju Inflasi Kota Pontianak 0,77 Persen

*Faktor Utama Kenaikan Harga Sembako

Laju inflasi yang terjadi di Kota Pontianak pada bulan Februari 2008, sebesar 0,77 persen. Sementara inflasi Kota Pontianak yang baru berjalan dua bulan pada tahun 2008 ini mencapai 2,39 persen, sedangkan inflasi ‘Year on Year’ (Januari 2008 terhadap Januari 2007) sebesar 8,61 persen.

“Inflasi bulan ini terjadi karena adanya kenaikan indeks pada tujuh kelompok pengeluaran,” kata Kepala Badan Statistik (BPS) Kalbar, Nyoto Widodo, saat memberikan data resmi mengenai Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi di Aula Dinas Pertanian Kalbar, Senin (3/3).
Menurutnya, ketujuh kelompok pengeluaran itu antara lain kelompok bahan makanan sebesar 2,18 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,28 persen. Kelompok sandang sebesar 0.53 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,88 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,11 persen dan Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen.
“Penyebab kenaikan indeks pada ketujuh kelompok itu tadi adalah karena adanya kenaikan pada komoditi beras, minyak goreng, telur ayam ras dan ikan laut,” paparnya.
Nyoto mengungkapkan, adapun kelompok komoditi yang memberikan sumbangan inflasi bulan februari ini adalah kelompok bahan makanan (0,5592 persen). Makanan jadi, rokok dan tembakau (0,0455 persen). Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,0706 persen). Kelompok sandang (0,0347 persen). Kelompok kesehatan (0,0295 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,0064 persen) dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0.0308 persen).
Jika dibandingkan dengan 45 kota dan nasional, untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi bulan Februari 2008 menggunakan tahun dasar 2002=100, kota pontianak berada pada peringkat ke-23. Kondisi ini masih baik dibanding 22 kota lain. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2.90 persen, yang terendah terjadi di Kota Sampit, yaitu sebesar -1.51 persen.

No comments: