Telaah Singkat Teknik dan Penulisan Berita
Safitri Rayuni, SP
Disampaikan sebagai materi Pelatihan Jurnalistik Lembaga Pers Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam (LAPMI HMI) Cabang Pontianak, Sabtu (1 September 2007).
Di dalam kitab Vademekum Wartawan (1997), masalah terakhir dalam reportase dasar, yaitu BAGAIMANA MENULIS BERITA. Inilah bagian yang paling tak mungkin dibicarakan secara sistematis seperti bagian-bagian lain. Meskipun demikian, akan diberikan sekadar pokok-pokoknya.
Setiap orang dengan keunikannya memiliki teknik berbeda dalam penulisan. Latar belakang pendidikan, guru tempat menimba ilmu, juga pengalaman akan membentuk semua itu. Satu hal, Anda adalah orang merdeka yang boleh menyuarakan apa saja dalam tulisan Anda.
Meski ada pakem-pakem dan etika menulis yang membatasi Anda sebagai individu, penulis dan bagian dari komunitas sosial (baca Sembilan Elemen Jurnalisme, Bill Kovach)
Secara alami, setiap orang memiliki naluri bercerita, baik lisan atau tulisan.
Berbagai peristiwa yang dialami setiap hari bisa menjadi suatu tulisan menarik.
Umumnya, penulis dan wartawan (rekan-rekan dan kenalan saya) punya buku harian (diary). Kebiasaan menulis buku harian ini sangat baik untuk seorang penulis, di samping kebiasaan baca tulis yang ditanamkan orang tua sejak kita kecil.
Lima tugas seorang reporter tentu sudah dibahas pada sesi sebelumnya (teknik reportase dan wawancara). Lima tahap ini merupakan rangkaian organis yang jadi kaidah pekerjaan seorang reporter.
Bagaimana menentukan LEAD atau INTRO?
LEAD atau INTRO adalah bagian awal dari berita.
Satu alineanya sebaiknya tidak lebih dari 35 kata (30 kata dalam bahasa Inggris) di dalam lead inilah tercakup secara singkay keenam unsur berita. (5W + 1 H)
Hubungan antara LEAD dan SUDUT BERITA memaksa reporter untuk memikirkan LEAD sejak masih di lapangan.
Bahkan penentuan LEAD di lapangan akan sangat membantu mengarahkan pengumpulan bahan.
Nah, untuk memperkaya pengertian tentang memastikan sudut berita dan memastikan sudut berita dan menentukan lead, silakan Anda baca koran hari ini. Carilah mana yang menurut Anda cocok ditulis dari sudut PEG dan dengan LEAD PEG dan mana yang tidak.
16 macam LEAD: (Anda boleh melakukan penambahan, sesuai inovasi)
1. Lead pasak (peg)—penyebab peristiwa menjadi pembuka berita
2. Lead kontras (sisi-sisi kontras dari suatu peristiwa utama dengan keadaan sekitarnya)
3. Lead pertanyaan (Cari sebab mendasar yang bisa diajukan sebagai pertanyaan untuk memulai suatu berita)
4. Lead deskriptif (menggambarkan peristiwa seperti secara deskriptif, detil dan runut)
5. Lead Stakato (cari sudut berita yang dijadikan lead, gunakan salah satu sampel)
6. Lead Ledakan (sensasi dari suatu peristiwa diangkat di awal berita)
7. Lead Figuratif (Membingkai peristiwa dengan bahasa ungkapan, eks: bagai siang memeluk malam, begitulah perkawinan Firman (28) dan Fiola (82)……dst
8. Lead Epigram (gunakan banyak ungkapan, atau rumusan yang khas dan terkenal di dalam kehidupan masyarakat)
9. Lead Literer (Menjadikan karya sastra atau legenda yang dikenal rakyat untuk memulai mengantarkan peristiwa)
10. Lead Parodi (Sudut humor ditonjolkan dalam mengangkat berita di awal cerita)
11. Lead kutipan (dimulai dengan kutipan yang menarik)
12. Lead dialog/percakapan (dimulai dengan adegan percakapan)
13. Lead kumulatif (tiap kalimat atau alinea secara ketat membawa pembaca ke arah rasa ingin tahu yang makin besar sampai pada kesimpulan puncak, menyajikan berita secara berurut, membawa pembaca sampai pada antiklimaks peristiwa)
14. Lead suspensi (klimaks peristiwa tertunda hingga titik akhir)
15. Lead urutan (idem ditto)
16. Lead sapaan (eks: Rizki sayang, di dalam … atau pembaca, mungkin Anda)….dst
Setelah menentukan LEAD, kita perlu menginventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan, yaitu JALAN CERITA dari PERISTIWA yang hendak Anda laporkan. Hasil inilah yang perlu dibongkar pasang sampai terasa pas dengan JALAN CERITA yang ditemukan. Itulah pula yang jadi sub judul dari berita.
Tuesday, September 4, 2007
Makalah workshop LAPMI
Diposting oleh Safitri Rayuni di 5:19 AM
Label: media dan jurnalisme
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment