Saturday, January 5, 2008

*Konsep Centra UKM di Rumah Melayu



Akan Dibangun Mini Market dan Penginapan Empat Lantai

Safitri Rayuni
Borneo Tribune, Pontianak

Latar belakang dibangunnya rumah melayu adalah tekad yang kuat dari para pengurus Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) untuk membangun spirit of Malay di kalangan masyarakat Melayu. Demikian ungkap Mirza A Moein, pengurus MABM.

Dikatakannya, keberadaan rumah Melayu menjadi lambang identitas masyarakat Melayu. “Diharapkan pembangunan rumah Melayu ini menjadi pemacu semangat masyarakat Melayu untuk membangun identitasnya,” ungkap Mirza.
Membicarakan mana yang lebih dulu, pembangunan fisik atau pembangunan semangat, kata Mirza seperti membicarakan mana yang dulu dibangun, pagar atau bangunan. “Tentu akan kita bangun bangunan dulu dari pagar,” kata Mirza.
Setelah adanya pembangunan rumah Melayu ia berharap semangat masyarakat Melayu mengenal budaya keseharian dan identitasnya sebagai orang Melayu semakin meningkat.
“Saat ini pembangunan rumah Melayu baru sampai pada tahap Balairung Sari dan Balai Kerja, ini baru sebatas simbol saja, ke depan pembangunannya akan lebih berkonsep pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Melayu,” kata Mirza.
Pembangunan berkonsep pemberdayaan ekonomi dimaksudkannya adalah konsep centra Unit Kecil dan Menengah (UKM) di kawasan bangunan rumah Melayu. “Rumah yang didirikan di lokasi eks Kompleks Kantor Gubernur Kalbar ini akan mengakomodir seluruh potensi kaum Melayu, yang rancangannya tidak terlepas dari fungsi bangunannya,” terangnya.
Luas area 13.940 meter persegi (102,5 m x 136 m) ini tak hanya terdiri dari Balairung Sari dan Balai Kerja saja, namun kompleks ini akan diisi pesanggarahan yang berfungsi sebagai penginapan, mini market, perpustakaan, klinik kesehatan, apotek dan kedai.
Pesanggarahan akan memuat ruang tidur, ruang pertemuan, ruang makan, ruang pengelola, gudang, dan parkir. Jumlah ruang tidur menurut rencana 45-50 unit masing-masing 2-4 orang/kamar. Letaknya berada di belakang bangunan utama.
Balai rakyat atau kedai, juga akan berdiri di sayap kanan bangunan, lengkap dengan taman bermain dan kios penjualan. Di dalamnya akan berisi ruang kios makanan tradisional, kios kerajinan, kios umum dan parkir.
Balai pengobatan, berfungsi sebagai klinik kesehatan dan bersalin. Tempat ini berisi ruang periksa, ruang tindakan, rawat inap, gudang dan parkir. Tiga klinik dan 20 pasien rawat inap.
“Pembangunan dibantu Pemkab atau Pemprov Kalbar. Saat ini Balairung Sari dan Balai Kerja adalah simbol, yang terpenting adalah Spirit of Malay, dimana kultural, budaya, dan cara berpikir yang memberi keseimbangan,” ungkap Mirza.
Mengenai museum mini dan perpustakaan, kata Mirza sudah ada tim kajian atau lembaga riset. “Kami akan meminta bantuan lembaga riset yang ada di STAIN dan Pusat Kajian Melayu Untan,” katanya. Kedai diharapkan bisa beroperasi pada 2008 mendatang, dan Batam berencana akan berinvestasi Rp 250 juta. □


No comments: